Hei! tanggal 11-14 November 2012 yang lalu, aku baru aja Live In bersama teman sekolah. Kami Live In Blitar. Tepatnya di desa Kalidahu, Blitar. Live In yang dimaksud adalah menjalani kehidupan desa selama 4 hari 3 malam. Seperti acara "Jika Aku Menjadi". Dan karena aku suka mencoba hal-hal yang baru, aku senang saja menjalaninya
Pagi itu, sekitar jam 08.00 kami sudah memasuki bus dan bersiap untuk berangkat. Bus dibagi menjadi 2, bus 1 berisi sebagian kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPA. Bus 2 juga begitu, sebagian berisi dari masing-masing kelas. Aku mendapat Bus 1 dan galau selama perjalanan karena semua temenku ada di bus 2 ==.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 4-5 jam. Karena bus yang kami tumpangi sering nyasar, akhirnya bus kami molor hingga setengah jam. Sesampainya di Blitar, aku kira kami sudah tinggal menjalani kehidupan disana.Tapi ternyata.....oh tidak?! . Ternyata kami mampir di Gereja Santo Yusup Blitar hanya untuk makan siang. Setelah itu kami akan melanjutkan perjalanan kuranglebih 1 jam untuk memasuki desa o.O . Jujur, aku sempat shock ketika mengetahui kendaraan apa yang akan kami tumpangi setelah bus. Dan kendaraan itu adalah : Truk!. Aku syok banget dan terpaksa menaikinya. Tetapi karena saat itu cuaca di Blitar dingin, aku santai saja menjalaninya. Karena di Surabaya panas sekali :D. Kemudian, kami mulai memasuki jalanan yang mulanya beraspal menjadi jalanan curama berbatu kapur. Dan curamnya nggak main-main lho, jalanannya naik dan curam banget. Aku sempat kepikiran kalau truk ini mandek di tengah jalan, nggak bisa naik ataupun mundur. Wah, nggak tahu tuh apa yang akan terjadi >< . Tapi Puji Tuhan, perjalanan melewati jalanan berliku dan ekstrim itu segera berlalu, berganti dengan hutan jati dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Disana, sempat kulihat beberapa petani, yang sedang bekerja.
Kami sampai di Desa Kalidahu, Blitar pukul 4 sore, disana kami disambut sangat meriah oleh penduduk desa. Ternyata mereka sudah menunggu kami sejak pukul 1 siang. Aku sangat terharu melihat mereka yang tidak putus asa menunggu kami semua hingga tiba di desa. Kami kemudian turun dari truk dibantu oleh beberapa warga yang membantu menurunkan barang bawaan kami. Setelah itu, kami disuruh ke kapel untuk pembagian orang tua asuh.
Hari pertama di Kalidahu berjalan dengan lancar, sesekali aku mengambil gambar tentang keadaan di sekitar rumah. Orang tua asuhku bernama Pak Lamidi dan Bu Sumi, aku serumah dengan temanku perempuan. Orang tuaku sudah berumur dan mereka sangat ramah. Mereka juga tidak pelit.Aku sangat menyayangi mereka. Rumah orang tua asuhku sangat asri, di belakangnya terhampar sawah dan tebing-tebing yang indah. Udara yang sejuk membuatku semakin nyaman untuk menetap lebih lama disana :D.
Aku juga tak lupa untuk mengambil foto (wkwk)
Hari kedua dan ketiga berlangsung dengan lancar juga. Di hari ketiga, kami akan mengadakan malam perpisahan :'( . Semua warga desa berkumpul di lapangan depan kapel, begitupun juga kami. Disana, kami akan memperlihatkan kebolehan kami. Ada yang bermain drama, ada yang membaca puisi, ada juga yang vokal grup. Walaupun acara begitu sederhana, tetapi makna yang kami dapatkan sangat terasa. Yaitu walaupun acara yang kami adakan sangat sederhana, namun kebersamaan yang kami ciptakan tidak dapat kami hilangkan.
Hari keempat adalah hari terakhir sekaligus hari kepulangan kami ke Surabaya, teman-temanku banyak yang menangis karena harus berpisah dengan orangtua angkat mereka. Ada juga yang tidak ingin pulang karena sudah terlanjur nyaman di desa. Jam 08.00, aku bersama temanku sudah mengemasi barang-barang kami. Kemudian kami membawa serta koper ke teras untuk di antarkan anak Pak Lamidi dan Bu Sumi yaitu, Pak Hendro dengan motor. Orang tua asuhku membawakan kami oleh-oleh. Aku sangat terharu. Bu Sumi menangis ketika kami akan berangkat ke kapel. Jam 09.00, kami semua misa di kapel. Ada sebagian warga yang beragama Katolik mengikuti Misa. Jam 10.00, kami semua naik ke truk untuk kembali ke kota Blitar yang selanjutnya akan membawa kami kembali ke Surabaya.
Ini adalah beberapa foto yang aku ambil selama di Blitar.
Ini adalah foto-fotoku bersama keluarga di Blitar
Satu hal yang aku banggakan dari mereka adalah : Mereka sangat giat bekerja dan ramah antara warga satu dengan warga lainnya. Mereka hidup rukun dan penuh persaudaraan. Tidak ada yang mereka sombongkna, karena mereka semua merasa bahwa diberi kehidupan sudah cukup untuk mereka. Aku sangat bangga dan terharu ketika melihat pernyataan itu.
Aku ingin kembali lagi ke desa Kalidahu, Blitar. Tempat yang mengajarkanku artinya berbagi dan rukun antar sesama